Latest News

Perlakuan Pasca Okulasi Tanaman Karet

Melanjutkan posting sebelumnya merngenai teknik okulasi tanaman karet, kali ini kita akan membahas beberapa perlakuan yang harus dikerjakan pasca-okulasi. Perlakuan yang dimaksud adalah perlakuan-perlakuan yang dikerjakan hingga mata tunas yang ditempelkan hidup dan bibit okulasi siap ditanam. Perlakuan pasca okulasi tersebut antara lain pemeriksaan hasil okulasi, pembukaan pembalut pertautan, penyerongan batang bawah, dan pendongkelan. Berikut ini kami jelaskan masing-masing perlakuan tersebut:
Tahapan okulasi mulai dari pengecambahan biji hingga penyerongan dan pendongkelan bibit karet hasil okulasi
Ilustrasi – Tahapan okulasi mulai dari pengecambahan biji hingga penyerongan dan pendongkelan bibit karet hasil okulasi (doc. Teguh Yuono)




Pemeriksaan Hasil Okulasi dan Pembukaan Pembalut Pertautan

Tingkat pertumbuhan mata tunas yang ditempelkan pada batang bawah sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca dan keterampilan seseorang yang mengerjakan okulasi. Dari sekian banyak bibit yang diokulasi, pasti ada bibit yang mata tunasnya tidak tumbuh. Oleh karena itu pemeriksaan hasil okulasi perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari okulasi yang sudah kita lakukan.

Pemeriksaan hasil okulasi dilakukan setelah 3-4 minggu sejak dilakukannya okulasi. Pemeriksaan hasil okulasi dilakukan dengan membuka pembalut pertautan okulasi. Selain itu, pembalut pertautan memang harus dibuka agar pertumbuhan mata entres tidak terhambat. Okulasi dikatakan berhasil jika entres yang ditempelkan tetap hijau dan mata tunasnya tumbuh, sedangkan pada okulasi yang tidak berhasil, entres berwarna hijau kemerahan atau hitam. Untuk tanaman yang okulasinya tidak berhasil, okulasi dapat diulang pada bagian batang lainnya.
Ilustrasi – Okulasi berhasil apabila entres masih tetap segar dan berwarna hijau (doc. Teguh Yuono)
Ilustrasi – Okulasi berhasil apabila entres masih tetap segar dan berwarna hijau (doc. Teguh Yuono)

Penyerongan Batang Bawah

Jika okulasi sudah dipastikan berhasil, batang bawah harus segera dipotong agar hasil fotosintesis tanaman dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan mata entres secara maksimal. Bentuk potongan miring ke belakang agar pertautan okulasi tidak teraliri air jika hari hujan. Pemotongan batangbawah dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
  1. Batang bawah dipotong pada 5-15 cm diatas pertautan okulasi secara penuh. Pemotongan pada ketinggian >5 cm dapat mengakibatkan pertautan okulasi stress dan mati, sedangkan pemotongan pada ketinggian >15 cm mengakibatkan kesulitan pada proses penanganan bibit selanjutnya.
  2. Batang bawah dipotong pada 5-15 cm diatas pertautan okulasi secara setengah. Batang bawah yang setengahnya lagi dilengkungkan ke bawah lengkungkan. Hal ini dimaksudkan agar peredaran fotosintat tetap berlangsung sehingga pertumbuhan tunas lebih cepat dan kuat. Setelah tunas okulasi dirasakan sudah cukup kuat, batang bawah baru dipotong seluruhnya.

Setelah pemotongan dilakukan, luka yang dihasilkan harus segera ditutup agar penguapan tanaman dapat diminamalkan dan luka tidak terinfeksi oleh mikroorganisme pengganggu. Penutupan dilakukan menggunakan plastik atau lilin.

Pendongkelan Bibit Hasil Okulasi

Pendongkelan dilakukan ketika tanaman akan dipindahkan ke lapangan atau ke polibag. Pendongkelan dapat dilakukan menggunakan cangkul, trisula, atau linggis, namun pendongkelan akan lebih mudah jika dilakukan menggunakan alat khusus berupa pulling jack. Untuk memudahkan pendongkelan (terutama bila di musim kemarau), tanah disekitar tanaman harus disiram terlebih dahuu menggunakan air dan dibiarkan selama 1 malam.

Dengan dilakukannya pendongkelan bibit okulasi berarti saat ini kita sudah berhasil melakukan pembibitan tanaman karet secara okulasi. Bibit hasil dongkelan ini secara umum dibuat sebagai bibit stum mata tidur, bibit stum mata tinggi, dan bibit polibag. Untuk penjelasan mengenai ketiga jenis bibit karet tersebut Anda dapat membaca artikel kami yang berjudul [Stum Mata Tidur, Stum Mata Tinggi, dan Bibit Polibag Tanaman Karet]

0 Response to "Perlakuan Pasca Okulasi Tanaman Karet"